twitter



Sudah menjadi rahasia umum bahwa anak – anak IPS kerap kali ditempatkan sebagai golongan ke dua di dalam dunia pendidikan di Indonesia. Institusi sekolah beserta tenaga pengajarnya lebih senang membanggakan dan memberi perhatian lebih kepada anak – anak IPA, karena dianggap lebih mampu berprestasi. Diskriminasi terhadap anak – anak IPS juga terlihat dari keberadaan fasilitas sekolah yang mayoritas lebih ditujukan guna menunjang kegiatan pembelajaran bagi anak – anak IPA dibanding bagi anak – anak IPS. Cap sebagai anak – anak bodoh dan pembuat masalah seolah melekat pada diri anak – anak IPS walaupun berusaha dikaburkan. Padahal sesungguhnya anak – anak IPS punya hak ditempatkan setara dengan anak – anak IPA karena baik anak – anak IPA maupun anak – anak IPS punya daya saing yang sama kuatnya. Hanya kemudian kembali kepada seberapa adil kesempatan yang diberikan bagi anak – anak IPS untuk mengembangan kemampuan dan bakatnya.

Layaknya setiap manusia diciptakan dengan talenta dan kepribadian yang unik, anak – anak IPS memiliki karakter yang berbeda dengan anak – anak IPA yang cenderung tenang dan penuh perhatian, hal ini membuat mereka membutuhkan sistem pembelajaran yang berbeda pula dengan anak – anak IPA, Yaitu suatu sistem pembelajaran yang aktif dan komunikatif sesuai dengan jiwa sosial yang mereka miliki. Mereka butuh wadah yang mampu menjadi tempat mengekspresikan diri secara kreatif dan independen. Pertanyaannya kemudian mampukah intitusi sekolah menjadi wadah bagi anak – anak IPS yang juga merupakan calon – calon pemimpin bangsa.? Metode – metode pembelajaran seperti apa yang dapat menunjang pengembangan diri anak – anak IPS sehingga mampu membuktikan kepada masyarakat luas bahwa mereka adalah putra – putri bangsa yang penuh prestasi ? Disini saya mencoba untuk menyarankan beberapa metode pembelajaran yang saya harapkan mampu membuat pelajaran IPS menjadi suatu pelajaran yang lebih menarik, ketika suatu pelajaran menjadi menarik, maka minat siswa untuk mengikuti pelajaran akan meningkat, sehingga siswa diharapkan dapat menerima dan menyerap materi pelajaran dengan lebih efektif yang kemudian berdampak pada suatu pencapaian prestasi.

Tentunya anda dan saya setuju bahwa pelajaran ekonomi dan akuntansi adalah pelajaran – pelajaran yang sifatnya monoton dan tidak kreatif. Mengapa saya katakan monoton dan tidak kreatif? Saya mencoba membayangkan ketika kita membuat suatu laporan laba rugi, sejak dulu sampai sekarang laporan laba rugi tidak pernah berisi hal lain selain pendapatan dan beban. Kemudian saya mencoba membayangkan jika anda berusaha kreatif di dalam membuat suatu laporan laba rugi, kemudian anda menambahkan gambar – gambar lucu di dalam laporan tersebut atau menambahkan warna pada tulisannya,tentu itu akan menjadi hal yang salah karena menyalahi aturan. Itulah mengapa saya menggambarkan kedua pelajaran tersebut sebagai pelajaran yang sifatnya monoton dan tidak kreatif karena terikat dengan sebuah aturan baku yang mustahil untuk diubah dan dilanggar, sehingga terkadang berdampak pada ketidaktertarikan siswa terhadap kedua pelajaran tersebut. Tetapi bukan berarti kita tidak mampu mensiasati kedua pelajaran yang sifatnya monoton dan tidak kreatif tersebut menjadi pelajaran yang lebih menarik dan sedikit lebih kreatif. Disini saya mencoba menawarkan sebuah metode pembelajaran dimana siswa diajak untuk mengorganisir sebuah acara. Disini siswa belajar menerapkan prinsip – prinsip ekonomi dan akuntansi yang telah mereka dapatkan mulai dari proses perencanan acara, manajemen acara, sampai dengan pembuatan laporan pertanggungjawaban keuangan dari acara tersebut. Di sisi lain siswa juga belajar prinsip – prinsip kerjasama dalam mensukseskan sebuah acara.

Sejarah adalah ilmu yang terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, kalau kita sedikit bernostalgia ketika masih SD, guru kita mengajarkan bahwa yang menjadi dalang peristiwa gerakan 30 september 1965 adalah PKI, tapi kemudian seiring berjalannya dengan waktu muncul analisa – analisa baru yang justru menunjukkan bahwa belum tentu PKI yang menjadi dalang dari peristiwa G 30 S tersebut. Ini menunjukkan bahwa ilmu sejarah terus mengalami perkembangan. Karena itu sangatlah penting untuk kita terus memperbaharui dan menambah pengetahuan sejarah yang dimiliki. Untuk itu saya mencoba menyarankan metode pembelajaran sejarah dengan melakukan kunjungan ke tempat – tempat bersejarah, lewat kunjungan tersebut siswa dapat menyaksikan secara langsung berbagai peninggalan bersejarah yang bermanfaat menambah pengetahuan sejarah yang mungkin tidak mereka dapatkan di buku.

Geografi kerap kali tampil sebagai pelajaran yang paling menakutkan bagi sebagian besar siswa IPS. Tapi pernahkah kita berpikir, dibalik momok yang menakutkan tersebut sebenarnya apa tujuan kita belajar geografi? Tujuannya tak lain untuk memperkenalkan dan menanamkan rasa cinta terhadap alam. Untuk tujuan tersebut saya mencoba menawarkan sebuah metode pembelajaran dimana siswa diajak untuk melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan alam, seperti hiking, arung jeram, dan kampanye global warming sebagai wujud dari kecintaan terhadap alam.

Sosiologi adalah ilmu yang belajar mengenai segala hal tentang masyarakat. Untuk itu saya menyarankan sebuah metode pembelajaran dimana siswa ditempatkan ke rumah – rumah penduduk yang ada di pedalaman ( misalnya suku badui ) selama beberapa hari, disini siswa dapat belajar keluar dari kenyamanannya dan belajar bagaimana menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan masyarakat yang sifatnya heterogen dan beragam. Kegiatan sewacam ini juga dapat memberikan pengalaman hidup yang berharga yang diharapkan mampu mendewasakan siswa.

Tentunya anda pernah mendengar ungkapan yang bunyinya “ buku adalah jendela dunia “ yang artinya lewat buku kita dapat menyaksikan segala hal yang ada di dunia ini tanpa batas ruang maupun waktu. Untuk itu saya memilih kegiatan bedah buku sebagai metode pembelajaran yang saya tawarkan dalam pelajaran bahasa. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan siswa dapat terus menambah pengetahuan mereka, karena pengetahuan adalah kunci keberhasilan siswa IPS. Itulah sekuel metode pembelajaran yang dapat saya tawarkan bagi siswa program IPS, semoga bermanfaat.

Ditulis oleh : Deirdre Tenawin


Berbicara mengenai tanggung jawab, ada baiknya jika kita menengok sejenak kitab Kejadian pasal 1. Kejadian pasal 1 berisi tentang masa penciptaan, dimana Allah selama 6 hari menciptakan bumi dan segala isinya serta manusia. Pada hari pertama sampai hari ke 5 Allah menciptakan bumi dan segala isinya, beserta tumbuhan dan hewan, dan lihat apa yang dikatakan Allah pada setiap kali ia mencipta, Allah selalu berkata “ Allah melihat semuanya itu baik “ ( Kejadian 1, ayat 10, 12, 18, 21, 25).

Tetapi pada hari ke 6 ketika Allah menciptakan manusia, lihat apa yang Allah katakan “ Allah melihat segala yang dijadikan-Nya sungguh amat baik. ( Kejadian 1, ayat 31 ). Artinya kehadiran manusia melengkapi segala ciptaan-Nya, kehadiran manusia menjadikan segala ciptaan-Nya menjadi sempurna, menjadi sangat amat baik. Itulah tanggung jawab yang telah Allah taruh dalam diri manusia sejak penciptaan manusia yang paling pertama, dan yang sekarang juga menjadi tanggung jawab kita, yaitu menjadikan dunia tempat yang sangat amat baik, sesuai seperti apa yang Allah kehendaki. Bagaimana caranya menjadikan dunia tempat yang sangat amat baik? Jawabannya tergantung pada peran kita masing – masing di dalam kehidupan ini, dimana kita ditaruh Tuhan, disitulah kita harus menjalankan tanggung jawab kita untuk menjadikan apa yang ada di sekitar kita menjadi sangat amat baik.

Misalnya saya, saya adalah seorang pelajar. Sebagai pelajar, saya punya tanggung jawab untuk sekolah. Untuk apa sekolah? Jelas untuk menjadikan dunia tempat yang lebih baik. Mau tau dimana hubungannya? Di sekolah kita belajar banyak hal, bukan saja tentang pengetahuan, karena belajar harusnya tidak terbatas pada ilmu saja, tapi kita juga belajar bagaimana bersosialisasi dengan orang lain, belajar sopan santun, belajar disiplin, di dalam sekolah ada pembentukan karakter dan pola pikir yang mungkin kadang tidak kita sadari. Di sekolah kita “dicekoki” berbagai nilai – nilai kehidupan yang positif.

Menurut anda mengapa tingkat pendidikan menjadi salah satu ukuran status seseorang dalam masyarakat? tentu karena mereka yang terpelajar cenderung memiliki karakter dan pola pikir yang berbeda dengan mereka yang tidak pernah mengenyam pendidikan. Seorang dokter dan seorang preman pasar tentu memiliki respon dan solusi berbeda ketika dihadapkan pada sebuah masalah dalam hidupnya. Seorang dokter akan menyelesaikan masalahnya dengan sebuah pemikiran yang matang sebelum membuat sebuah tindakan, tapi seorang preman akan cenderung menyelesaikan masalahnya dengan emosi dan kekuatan, tanpa pikir panjang.

Jadi sekolah itu sangat bermanfaat kan? Bagus kan efeknya? Kalau masyarakat satu dunia semuanya berpendidikan, mereka semua sekolah, mereka semua punya pola pikir yang penuh dengan nilai – nilai positif dan karakter yang positif maka perpecahan, perselisihan, perang, penjajahan, kemiskinan tentu dapat diminimalisir, dengan begitu dunia tentu perlahan tapi pasti menuju sangat amat baik.

Satu hal kecil saja dengan sekolah, telah memberikan arti yang begitu besar bagi dunia ini, dengan pergi ke sekolah, belajar sungguh – sungguh walaupun begitu mengantuk ketika harus bangun di pagi hari saya telah membantu menjadikan dunia tempat yang lebih baik dan menuju sangat amat baik.

Lalu bagaimana tanggung jawab saya dalam kehidupan bermasyarakat ? Tentu tanggung jawabnya tetap sama menjadikan dunia tempat yang sangat amat baik. Caranya bagaimana ? Tegantung pada masyarakat mana saya ditempatkan, dalam keluarga, saya berusaha menjadi anak yang terbaik, yang sayang sama orang tua, berusaha membuat mereka bangga pada diri saya dan menghormati serta menghargai mereka sebagaimana seharusnya seorang anak pada orang tuanya.

Dalam kehidupan pertemanan saya, dalam lingkungan pergaulan saya dengan teman – teman saya, saya berusaha menjadi teman yang terbaik, berusaha menjadi teman di kala senang, sedih, susah dan gundah. Ketika teman butuh tempat curhat, saya berusaha menjadi pendengar yang baik dan seorang penasihat yang bijak namun menenangkan.

Di lingkungan tempat tinggal, dimana saya tidak tinggal sendirian tentunya, ada tetangga – tetangga di sekitar rumah saya, saya berusaha menjadi tetangga yang sebaik mungkin, misalnya ketika sadar hari sudah malam, dan waktunya tidur, saya tidak menyalakan musik keras – keras.

Dalam hubungan saya dengan kepala sekolah, guru serta staf – staf pengajar di sekolah, saya berusaha menghormati dan menghargai mereka, Penghormatan dan penghargaan saya terhadap mereka saya tunjukkan dengan mendengarkan dan memperhatikan dengan sungguh – sungguh ketika guru sedang mengajar dan menjelaskan materi pelajaran di depan kelas. Sadar akan begitu mulianya pengabdian para guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, saya berusaha semaksimal mungkin agar pengorbanan yang telah mereka berikan tidak menjadi sia – sia, caranya adalah dengan belajar sungguh – sungguh dan memanfaatkan semaksimal mungkin ilmu yang telah diberikan oleh guru. Bukan saja ilmu pengetahuan tetapi juga ilmu tentang bagaimana seharusnya kita menjalani kehidupan ini dengan baik. Selain menghargai guru, saya juga berusaha untuk menghargai para pegawai sekolah, caranya dengan membantu menjaga kebersihan kelas, dengan begitu saya sudah membantu meringankan pekerjaan para pegawai sekolah.

Bagaimana hal – hal yang saya lakukan mampu menjadikan dunia tempat yang lebih baik? Apapun yang saya lakukan, saya berusaha agar orang – orang disekitar saya dapat melihat kemuliaan Tuhan dalam setiap perkataan dan perbuatan saya, semakin banyak orang yang melihat kemuliaan Tuhan dan percaya pada Tuhan, pastinya dunia akan menjadi tempat yang sangat amat baik.

Tadi itu tentang saya dan bagaimana saya menjalakan tanggung jawab saya dalam kapasitas dan peran saya. Bagaimana dengan anda ? Sudahkah anda menjalankan tanggung jawab anda sebagai seorang manusia ciptaan-Nya ? Tanggung jawab untuk menjadikan dunia tempat yang sangat amat baik bukan cuma tanggung jawab saya, tapi itu tanggung jawab kita bersama sebagai manusia. Karena itu mari kita menjalankan tanggung jawab yang telah dipercayakan-Nya pada kita dengan sebaik – baiknya. ^ ^